Dunia Gagal Hentikan HIV/AIDS

Delegasi AS dalam Konferensi AIDS Dunia yang digelar di Sydney menyajikan laporan mengejutkan, Selasa (24/7). Menurut mereka dunia dianggap ‘kalah’ dalam upaya mengendalikan penyebaran penyakit HIV/AIDS, meski sudah ada pemakaian obat baru di negara-negara berkembang.

Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menukar AS yang juga penasihat khusus Gedung Putih, memperingatkan bahwa dunia gagal menghentikan penyakit ini. “Tingkat penularan baru masih jauh melampaui perawatan untuk menghentikannya. Untuk setiap satu pasien yang dirawat, enam orang lainnya tertular. Jadi dunia masih kalah dalam perlawanan ini, perlawanan mengejar jumlah orang yang tertular,” kata Fauci.

Tetapi sependapat dengan peneliti AS lainnya, Richard Bailey, Fauci sepakat dunia tetap harus optimistis dalam program memerangi HIV/AIDS ini. Salah satunya adalah sunat atau khitan yang diakui menjadi salah satu metode efektif untuk menangkal penularan HIV/AIDS terhadap jutaan orang.

Penyunatan di negara-negara berkembang bisa mengurangi penularan sampai 60 persen. Namun wanita menghadapi risiko penularan delapan kali lebih besar daripada pria selama hubungan seks yang tidak aman. Selain itu dari 600.000 penularan pada anak setiap tahunnya, 90 persen akibat ditularkan dari sang ibu,” jelas Bailey.

Alternatif lain untuk melawan ancaman penyakit ini ditawarkan John Rossi, dokter dari RS City of Hope California. Yaitu eksperimen perawatan HIV pada manusia yang secara genetis bisa mengubah sel-sel manusia yang mampu menghambat penyebaran virus penyakit itu.

Kami telah mendapat satu pasien untuk diinfus dengan darahnya sendiri yang telah dimodifikasi lewat metode pembiakan sel (stem cell). Proses kekebalan intra-sel ini meliputi perubahan informasi genetika dalam sel-sel manusia, atau T-cell, sehingga virus HIV terhambat sebelum sempat berkembang biak dan menyebar,” jelasnya.

Peneliti AIDS lain, Kate Cherry memaparkan, penderita HIV sangat berpotensi mengalami kerusakan otak, seperti penelitian yang dilakukan Konsorsium Neuro AIDS Asia Pasifik atas 160 pasien beberapa tahun terakhir. Salah satu gejala umum dari kerusakan otak itu adalah kriptosokal meningitis (cryptococcal meningitis), infeksi membran otak dan urat tulang belakang, yang dialami 29 persen pasien AIDS.

Penelitian yang dilakukan di Thailand, Tiongkok, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Fiji ini memperkuat data dari Universitas New South Wales bahwa AIDS mengakibatkan pasiennya rentan serangan kanker dan infeks.
 
Template Modify by
Creating Website

Proudly powered by
Blogger